2.15.2011

The King's Speech



Di tengah-tengah kerumunan seseorang tampil ke podium untuk membacakan pidato yang sudah tertulis jelas di selembar kertas. Sebuah lampu bekedap-kedip beberapa kali sebagai pertanda bahwa pidato tersebut siap di siarkan ke seantero Inggris bahkan dunia lewat jaringan radio saat itu, tapi dia tak kunjung bicara, ada keraguan yang sangat besar untuknya bicara. Setelah beberapa kali memandang penonton yang berjubel, maka di beranikannya untuk bicara membacakan teks pidato di depan mikrofon.....di depan podium. Namun baru beberapa kata dia tersendat, terbata-bata dan kemudian terhenti...

2.02.2011

Dari Perbendaharaan Lama by HAMKA



Kata Hamka: Setiap membaca sejarah nenek moyang hanya akan meninggalkan kesan yang mendalam bagi jiwa kita, apalagi jika dibaca dengan rasa cinta. Kian dibaca kian terbayanglah masa-masa yang lampau dan masa lampau meninggalkan kesan yang dalam untuk menghadapi zaman kini dan zaman depan.

Birokrat Sakit





Biar ku perdengarkan padamu sebuah kritik 
Birokrat Sakit“:
Pada birokrasi nan hipokrit,
Mempersulit orang cuman karena sandal jepit,
Tak sadar mereka rakyat hidupnya terjepit,
Dengan banyak hutang yang membelit.

Di Bawah Lentera Merah



Di Bawah Lentera Merah adalah buku karangan Soe Hok Gie (yang merupakan skripsi sarjana mudanya) yang menarasikan satu periode krusial dalam sejarah Indonesia yaitu ketika benih-benih gagasan kebangsaan mulai disemaikan, antara lain lewat upaya berorganisasi. Melalui sumber data berupa kliping-kliping koran antara tahun 1917-1920-an dan wawancara autentik yang berhasil dilakukan terhadap tokoh-tokoh sejarah yang masih tersisa, penulisnya mencoba melacak bagaimana bentuk pergerakan Indonesia, apa gagasan substansialnya, serta upaya macam apa yang dilakukan oleh para tokoh Sarekat Islam Semarang pada kurun waktu 1917-an.
Di bawah pimpinan Semaoen, para pendukung Sarekat Islam berasal dari kalangan kaum buruh dan

Senja itu tak lama



Saat jemariku mencengkram dalam,
Sejumput pasir mengisi sela-selanya,
Terdengar ombak deburkan suasana,
Menelan smua yang bersuara.


Terlihat sosok bijih kelapa tua,
Tersesat jauh d tengah samudra,
Diam dia entah mengapa,
Mungkin kagum melihat senja.


“Harusnya kau menetap saja disini,
Bukannya minggat jauh ke sana,
Bersahabat dgn hitam kelam dunia”,
Pintaku pada senja yg mulai sirna.


Sadarku ini ilusi karna rindu
Hingga harapkan semua hal yg semu
Dan amat sangat mustahil bagiku,
Tuk slalu miliki keindahanmu.


***

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More