sumber foto: kompas.com |
Dua tahun yang lalu dunia kesehatan Indonesia sempat geger oleh kasus Prita Mulyasari. Kasus ini berawal ketika Prita menulis e-mail kepada teman dekatnya tentang buruknya pelayanan Rumah Sakit Omni Internasional. Namun, isi dari e-mail tersebut bocor ke dunia maya. Apa daya, nasi sudah jadi bubur. Surat elektronik tersebut menyebar luas ke milis-milis dan blog di Internet. Alhasil Prita pun mendapat gugatan pidana dan perdata terkait pencemaran nama baik dari pihak Rumah Sakit Omni Internasional.
Berita mengenai tuntutan Omni Internasional ini kemudian mendapat sorotan luas dari masyarakat, bahkan berbagai stasiun televisi mengangkatnya sebagai top news saat itu. Tidak cukup dengan hanya membincangkannya saja, beberapa perempuan yang bersimpati terhadap kasus ini juga menggalang sebuah gerakan yang mereka namakan gerakan “Koin Peduli Prita”. Walaupun hanya berawal dari pengumpulan koin oleh ibu-ibu komplek, tapi tanpa disangka-sangka “Koin Peduli Prita” tumbuh sangat cepat menjadi sebuah gerakan yang besar dan menjalar luas hingga daerah luar jawa.
Apa yang yang dialami Prita Mulyasari mungkin hanya sedikit dari banyak kasus buruknya pelayanan kesehatan di Negeri ini. Tapi berkat kasus ini jua masyarakat memetik pelajaran, bahwa persoalan kesehatan bukanlah persoalan yang main-main. Dan kesadaran ( awareness ) masyarakat akan pentingnya kesehatan kini tak lagi terkungkung pada persoalan bagaimana mendapatkan pelayanan, tapi juga sudah sampai pada taraf bagaimana kualitas dari pelayanan kesehatan itu sendiri. Kesadaran ini tentunya tidak bisa terbentuk tanpa adanya akses informasi yang bisa di konsumsi luas oleh masyarakat.
Jika melirik ke lingkup masyarakat yang lebih kecil seperti keluarga, maka orang terdepan yang paling sadar akan pentingnya hidup sehat pastilah seorang ibu. Tapi itu memang keistimewaan mereka dibanding anggota keluarga lainnya, dan hal tersebut menjadikan mereka “the most influence person ever in the family”. Buktinya ketika bunda sehat, maka ayah, anak dan rumah pun akan ikut sehat. Selain itu hal ini cukup membuktikan bahwa sikap “nyinyir” yang biasa ia perankan adalah bentuk kepedulian yang besar akan kesehatan orang-orang terdekatnya. Untuk itu mereka sekuat tenaga untuk berada dalam kondisi fit dan senantiasa aktif menggali informasi soal kesehatan.
Internet sebagai penyumbang asupan terbesar segala macam jenis informasi dunia, bisa sangat bermanfaat bagi para ibu yang peduli ( concern ) terhadap kesehatan. Ya setidaknya ada beberapa manfaat yang bisa di dapatkan dari teknologi canggih yang satu ini:
- Membentuk sikap preventif yang efektif,
“Mencegah lebih baik daripada mengobati”, tentu kata-kata ini tak asing dan senantiasa kita ulangi semenjak kecil. Dan memang tindakan preventif (pencegahan) dinilai lebih berharga ketimbang harus mengobati. Bukan dalam artian tindakan pengobatan itu tak penting, cuma masyarakat sekarang telah menyadari bahwa pengobatan terkadang membutuhkan biaya yang cukup besar. Menyadari akan hal ini sejumlah situs berita seperti kompas.com, detik.com, vivanews.com dan milis layaknya Kaskus juga aktif dalam memproduksi berita soal kesehatan. Beberapa diantaranya bahkan tak jarang memasang informasi kesehatan di halaman depannya. Dari alamat-alamat web tersebut kita bisa dengan mudah mendapatkan berita tentang pola hidup sehat, produk-produk berbahaya ataupun kasus-kasus terkait soal kesehatan. Dengan membaca semua informasi tentunya dengan sendirinya awareness terhadap kesehatan juga akan meningkat dengan sendirinya. Dalam kata lain informasi-informasi yang berharga ini akan menjadi investasi tersendiri para ibu.
- Terhindar dari jebakan konsumen pasif
Sungguh tak jarang kita mendengar keluhan dari kaum hawa perihal kosmetik yang tak sesuai bagi kulit mereka. Ini mungkin hanya sebagian kecil dari persoalan perempuan akan sebuah produk kecantikan. Umumnya hal ini terjadi lantaran kurangnya pengetahuan akan produk (product knowledge) yang mereka beli. Tak hanya sebatas produk kosmetik saja, rendahnya product knowledge akan peralatan sehari-hari juga telah menempatkan kita posisi korban. Sebut saja kasus produk pemutih yang mengandung senyawa logam berbahaya yang bernama merkuri atau kasus peralatan dapur yang berbahan dasar melamin. Untuk itu pengetahuan akan bahan dasar sebuah produk seharusnya menjadi hal yang utama sebelum kita membelinya. Nah, dengan mengunjungi milis dan situs kesehatan kita dengan mudah mengetahui nama-nama produk yang berbahaya atau setidaknya memberikan kita info tentang bagaimana mengidentifikasinya. Jadi sudah ga’ jamannya lagi menjadi konsumen yang pasif ketika shopping…. ^^
- Pencerah bagi perempuan lainnya,
Social media seperti facebook dan twitter yang booming saat ini bukan hal baru sebenarnya bagi khalayak. Jauh sebelumnya telah ada frienster yang sangat banyak digandrungi oleh para remaja dahulunya. Namun, keberadaan facebook dan twitter membawa fenomena baru tentang pola komunikasi antar penggunanya. Facebook yang menawarkan beragam fitur memungkinkan kita mengekspose bergam informasi dalam beragam cara untuk diketahui semua friendlist. Begitu juga twitter, walau membatasi penggunanya untuk menulis dalam jumlah karakter terbatas, tapi twitter telah menjadi social power ( kekuatan sosial ) yang sangat berpengaruh terhadap realitas dunia saat ini.
Perempuan juga tidak terlepas dari jejaring ke dua media tersebut. Lewat facebook dan twitter mereka saling menunjukkan empatinya terhadap sesama, bahkan saking gandrungnya perempuan ngetweet sampai ada adagium “Social Media is Women Best Friend”.
Begitu juga di Indonesia, di negeri ini perempuan juga kerap menggunakannya sebagai wadah untuk berbagi pengalaman, bercerita soal suatu peristiwa atau curhat perihal kehidupan pribadi mereka.
Lalu apa hubungannya dengan kesehatan???, secara tak langsung pembicaraan yang dilakukan oleh para perempuan di jejaring sosial telah membentuk paradigma berfikir tersendiri bagi komunitasnya. Semua ini terjadi lantaran mereka concern terhadap kesehatan dan tanpa sengaja topik tersebut juga menjadi buah bibir mereka di dunia maya. Entah itu pembicaraan tentang menjadi lebih sehat atau lebih cantik, yang pasti tulisan atau link mereka ekspose lewat jejaring sosial sudah menjadi semacam sarana untuk berbagi pengetahuan kepada masyarakat dan itu sangat bermanfaat. Dan bukan tak mungkin hal kecil ini bertransformasi menjadi sebuah gerakan yang besar. Tengok saja Blood for Life ( BFL ) yang di pelopori @justsilly atau komunitas lain yang digawangi oleh perempuan-perempuan inspiratif lain yang memaksimalkan kemampuannya berbagi di jejaring sosial.
Jadi bukan sesuatu hal buruk sebenarnya seorang ibu bertandang kedunia maya karena banyak hal positif yang bisa didapatkan dan tak ada kata terlambat untuk mencobanya. Sehatnya satu keluarga bisa berkontribusi banyak bagi satu bangsa. Selamat hari Kartini untuk para ibu inspiratif.