~ al n laura ries
"Anda tidak bisa menjual hari kemaren pada klien masa depan" saya memang tidak bisa pastikan apakah pernyataaan al dan laura ries berlaku mutlak, tapi setidaknya tidak berlaku untuk semua orang. Para sejarawan contohny, bagi mereka yesterday adalah bahan utama untuk menghasilkan produk yg benar-benar bisa dipertanggung jawabkan. Sungguh tidak jarang pencarian masa yang lalu membutuhkan riset bertahun-tahun, pengorbanan jutaan dolar (ehehehe...rupiah) yang tidak sedikit serta kondisi lapangan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
"Anda tidak bisa menjual hari kemaren pada klien masa depan" saya memang tidak bisa pastikan apakah pernyataaan al dan laura ries berlaku mutlak, tapi setidaknya tidak berlaku untuk semua orang. Para sejarawan contohny, bagi mereka yesterday adalah bahan utama untuk menghasilkan produk yg benar-benar bisa dipertanggung jawabkan. Sungguh tidak jarang pencarian masa yang lalu membutuhkan riset bertahun-tahun, pengorbanan jutaan dolar (ehehehe...rupiah) yang tidak sedikit serta kondisi lapangan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Tidak hanya bagi profesional, para pelajar yang menempuh spsialisasi sejarah juga sebenarnya menemukan hal sama, walaupun mereka masih berkutat dengan litratur-literatur dan buku2 standar pembelajaran sejarah. Kesulitan terbesar mereka ya itu....literatur. literatur2 yang bagus terkadang hanya tercantum di silabus2 atau muncul di tengah-tengah proses belajar mengajar, dan kebanyakan darinya punya tingkat possibility yg kecil untuk ditemukan di rak-rak perpustakaan atau di toko2 buku.
Namun tak hanya mahasiswa sejarah, ada banyak mahasiswa lainnya juga pernah mengalami hal yang sama. Yah...setidaknya beberapa orang yang pernah berciloteh dengan saya mengaku pernah mengalaminya.
lalu apa???....beberapa waktu yang lalu tepatnya pada postingan sebelumnya seseorang yang sama sekali tidak saya kenal mengungkapkan terima kasihnya akan ebook yang saya share. ini sama sekali tidak pernah saya bayangkan tapi cukup mengejutkan...beberapa kali kami sempat berkirim pesan, dan katanya "saya juga akan buek ciat yang mode ntu uda"..."rancak bana" timpal saya.
ada beberapa hal yang mungkin dipertimbangkan mengapa ebook perlu dibuat..i guess>>
- Too old n not printed any more, koleksi lama yang tidak dicetak lagi, tidak jelas sebabnya mengapa . terkadang karena penerbitannya sudah tidak eksis lagi dan ada juga yg penerbitnya ada cuma melihat ceruk pasar yang terlalu kecil untuk meraup keuntungan maka buku tersebut
tidakbelum dicetak ulang. - Too Old n easy to dissapear, literatur-literatur ini umumnya banyak dikoleksi para staf pengajar dan terkadang dipinjamkan pada para mahasiswa. Tapi tetapi ada kekhawatiran, ditengah-tengah banyakny peminjam resiko hilangny buku asli sangat amat mungkin terjadi. dan memang sering terjadi....
- Too Old n easy broken, buku-buku tua terkadang memuat informasi2 bagus tapi seiring berjalannya waktu. kondisi nya pun akan semakin memburuk.
- It's on the rack but limited, seperti apa yg katakan di awal, bukunya ada dirak2 perpustakaan cuma dalam jumlah terbatas dan terkadang hanya bisa dibaca tak dapat dipinjam (kolesi 1 buah, bisanya di kode 1 dengan lingkaran merah...^^)
- Too ekspensive, relatif sebenarnya, tapi juga ada yang pake alasan ini untuk mencetak ebook sendiri...termasuk saya..
Ini mungkin bukan pemaparan yang menarik dan sangat mungkin akan membuat marah para penulis buku, tapi intinya saya berpendapat >>mungkin ebook mungkin bisa dijadikan solusiny....
Untuk mengakhiri posting ini saya mengutip quotes dari film AntiTrust yg katanya
Untuk mengakhiri posting ini saya mengutip quotes dari film AntiTrust yg katanya
"Human knowledge Belong To The World"
jadi mari berbagi...
jadi mari berbagi...
Ps: ebook adalah buku berformat digital, bisa berbentuk pdf, djvu atw lainnya yang sangat portable untuk perangkat digital masa kini...